Selasa, 24 Mei 2011
Astrologi Dalam Islam
Al Ustadz Ahmad Hamdani“Motivasi yg menggebu-gebu utk mengejar tujuan sangat membantu karier atau studi. Kali ini adalah peluang baik utk memulai obsesi yg terpendam selama ini. Buatlah kesempatan.”Tunggu dulu! Jangan terburu-buru saudara menyangka saya mengetahui masa depan dan aktivitas saudara terutama bagi saudara yg terlahir pada tanggal 23 Oktober - 21 November atau seringnya orang menyebut saudara berbintang Scorpio. Akan tetapi kalimat di atas adl secuplik kalimat ramalan astrolog yg kami ambil dari sebuah koran ternama di kota pelajar dalam rubrik perbintangan.Dilihat dari nama rubriknya dapat diketahui bahwa dasar pemikiran para astrolog atau yg sejalan pemikirannya dgn mereka adl letak dan konfigurasi bintang-bintang di langit.
Misalnya bila letak gugusan bintang Bima Sakti di arah A lalu kebetulan ada seorang bayi lahir tepat pada malam ketika bintang itu terbit maka diramalkan bayi itu akan menjadi orang terkenal setelah besar nanti.Apabila kita perhatikan ramalan di atas akan terlihat bahwa si peramal mencoba atau seolah- olah mengetahui hal-hal ghaib. Seakan ia mampu membaca dan menentukan nasib seseorang.
Dengan dasar ini ia memerintah dan melarang pasiennya utk berbuat sesuatu. Bahkan ia sering menakut-nakutinya meskipun akhirnya memberi kabar gembira atau hiburan dgn kata- kata manis. Bagi orang yg senang akan rubrik seperti tersebut di atas atau yg suka membaca buku-buku astrologi terkadang ramalan itu cocok dgn keadaan yg di alami. Namun yg menjadi permasalahan darimana pikiran peramal itu mencuat? Bagaimana pandangan Islam terhadap masalah ini?Sesungguhnya perkara-perkara ghaib hanyalah Allah yg mengetahui. Dan ini adl hak prerogatif Allah semata selain makhluk yg Ia beritahukan tentangnya seperti sebagian Malaikat dan para Rasul sebagai mukjizat. Dalam hal ini Allah berfirman :“ Yang mengetahui yg ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seseorang pun tentang yg ghaib itu kecuali kepada Rasul yg diridlai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga di muka bumi dan di belakangnya.” Barangsiapa mengaku mengetahui perkara atau ilmu ghaib selain orang yg dikecualikan sebagaimana ayat di atas maka ia telah kafir. Baik mengetahuinya dgn perantaraan membaca garis-garis tangan di dalam gelas perdukunan sihir dan ilmu perbintangan atau selain itu. Yang terakhir ini yg biasa dilakukan oleh paranormal. Bila ada orang sakit bertanya kepadanya tentang sebab sakitnya maka akan dijawab : “Saudara sakit krn perbuatan orang yang tidak suka kepada saudara.” Darimana dia tahu bahwa penyebab sakitnya adl dari perbuatan seseorang sementara tidak ada bukti-bukti yg kuat sebagai dasar tuduhannya? Sebenarnya hal ini tidak lain adl krn bantuan jin dan para syaithan.
Mereka menampakkan kepada khalayak dgn cara-cara di atas hanyalah tipuan belaka.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata : “Para dukun dan yg sejenis dgn mereka sebenarnya mempunyai pembantu atau pendamping dari kalangan syaithan yg mengabarkan perkara-perkara ghaib yg dicuri dari langit. Kemudian para dukun itu menyampaikan berita tersebut dgn tambahan kedustaan. Di antara mereka ada yg mendatangi syaithan dgn membawa makanan buah-buahan dan lain-lain {untuk dipersembahkan} … . Dengan bantuan jin mereka ada yg dapat terbang ke Makkah atau Baitul Maqdis atau tempat lainnya.” Sungguh benar kabar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengenai syaithan yg mencuri berita dari langit. Diceritakan dalam sebuah hadits :Tatkala Allah memutuskan perkara di langit para Malaikat mengepakkan sayap mereka merasa tunduk dgn firman-Nya seolah-olah kepakan sayap itu bunyi gemerincing rantai di atas batu besar. Ketika telah hilang rasa takut mereka saling bertanya : “Apakah yg dikatakan Rabbmu? Dia berkata tentang kebenaran dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Lalu firman Allah itu didengar oleh pencuri berita langit. Para pencuri berita itu saling memanggul {untuk sampai di langit} lalu melemparkan hasil curiannya itu kepada teman di bawahnya. {HR. Bukhari dari Abi Hurairah radliyallahu ‘anhu}Seorang dukun atau paranormal yg memberitakan perkara-perkara ghaib sebenarnya menerima kabar dari syaithan itu dgn jalan melihat letak bintang utk menentukan atau mengetahui peristiwa-peristiwa di bumi seperti letak benda yg hilang nasib seseorang perubahan musim dan lain-lain. Inilah yg biasa disebut ilmu perbintangan atau tanjim.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :“ … Kemudian melemparkan benda itu kepada orang yg di bawahnya sampai akhirnya kepada dukun atau tukang sihir. Terkadang setan itu terkena panah bintang sebelum menyerahkan berita dan terkadang berhasil. Lalu setan itu menambah berita itu dgn seratus kedustaan.” {HR.Bukhari dari Abi Hurairah radliyallahu ‘anhu}
Meskipun demikian masih banyak orang yg mempercayai dan mau mendatangi peramal atau astrolog atau para dukun bukan saja dari kalangan orang yg berpendidikan dan ekonomi rendahan bahkan dari orang-orang yg berpendidikan dan berstatus sosial tinggi. Perbuatan orang yg mendatangi atau yg didatangi dalam hal ini para dukun sama-sama mendapatkan dosa dan ancaman keras dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berupa dosa syirik dan tidak diterima shalatnya selama 40 malam.Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :“Barangsiapa yg mendatangi dukun dan menanyakan tentang sesuatu lalu membenarkannya maka tidak diterima shalatnya 40 malam.” {HR. Muslim dari sebagian istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam}Pada kesempatan lain Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga mengancam mereka tergolong orang-orang yg ingkar dgn apa yg dibawa beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :“Barangsiapa yg mendatangi dukun dan membenarkan apa yg dikatakannya sungguh ia telah ingkar dgn apa yg dibawa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.” {HR.Abu Dawud}
Ancaman dalam hadits di atas berlaku utk yg mendatangi dan menanyakan baik membenarkan atau tidak. Tujuan Penciptaan Bintang-BintangAlam dan segala isinya diciptakan dgn hikmah krn diciptakan oleh Dzat yg memiliki sifat Maha Memberi Hikmah dan Maha Mengetahui. Dia Maha Mengetahui apa yg di depan dan di balik ciptaan-Nya. Sehingga mustahil Allah mencipta makhluk dgn main-main. Sebab itu kewajiban atas makhluk-Nya ialah tunduk dan menerima berita perintah dan larangan-Nya.
Sebagai contoh yg berhubungan dgn pembahasan kali ini ialah penciptaan bintang-bintang di langit.Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitakan bahwa penciptaan bintang-bintang itu ialah utk penerang hiasan langit penunjuk jalan dan pelempar setan yg mencuri wahyu yg sedang diucapkan di hadapan para malaikat. Sebagaimana Dia firmankan :“Dan sungguh Kami telah menghiasi langit yg dekat dgn bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan.” Dalam kitab Shahih Bukhari disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan bintang- bintang itu utk tujuan sebagai hiasan langit alat pelempar setan dan rambu-rambu jalan. Maka barangsiapa mempergunakannya utk selain tujuan itu sungguh terjerumus ke dalam kesalahan kehilangan bagian akhiratnya dan terbebani dgn satu hal yg tak diketahuinya.
Hukum Mempelajari Ilmu FalakPara ulama berbeda pendapat dalam menentukan hukum mempelajari ilmu perbintangan atau ilmu falak . Qatadah rahimahullah dan Sufyan bin Uyainah {seorang ulama hadits wafat pada tahun 198 H} mengharamkan secara mutlak mempelajari ilmu falak.
Sedangkan Imam Ahmad dan Ishaq rahimahullah memperbolehkan dgn syarat tertentu.
Menurut Syaikh Muhammad bin Abdil Aziz As Sulaiman Al Qarawi -yang berusaha mengkompromikan perbedaan pendapat para ulama di atas- bahwa mempelajarinya adl :Pertama kafir bila meyakini bintang-bintang itu sendiri yg mempengaruhi segala aktivitas makhluk di bumi. Ini yg pertama.Kedua mempelajarinya utk menentukan kejadian-kejadian yg ada akan tetapi semua itu diyakini krn takdir dan kehendak-Nya. Maka yg kedua ini hukumnya haram.Ketiga mempelajarinya utk mengetahui arah kiblat penunjuk jalan waktu menurut jumhur ulama hal ini diperbolehkan .
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa mengaku mengetahui ilmu ghaib menyebabkan pelakunya kafir. Sedangkan mendatangi dukun dan bertanya kepadanya hukumnya haram baik ia membenarkan atau tidak. Dan yg disebut dukun sekarang ini banyak julukannya. Kadang ia disebut orang pintar atau paranormal astrolog fortuneteller atau yg lainnya. Walaupun begitu hakikatnya sama saja. Penggunaan julukan yg berbeda-beda hanyalah sebagai pelaris dagangan saja . Hal ini krn mempelajari ilmu falak yg ditujukan utk meramal nasib atau mengaku mengetahui ilmu ghaib merupakan tindakan kekufuran. Tujuan penciptaan bintang adl sebagaimana yg telah diterangkan Allah dan para ulama bukan utk mengetahui perkara ghaib seperti yg diyakini oleh sebagian besar astrolog. Ayat yg mengatakan :“Dan tanda-tanda . Dan dgn bintang-bintang itulah mereka .” Maksudnya agar manusia mengetahui arah jalan dgn mengetahui letak bintang-bintang bukan utk mengetahui perkara ghaib.
Banyak hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yg mengharamkan dan melarang mempelajari ilmu nujum dgn tujuan yg dilarang syariat seperti hadits :“Barangsiapa mempelajari satu cabang dari cabang ilmu nujum sungguh ia telah mempelajari satu cabang ilmu sihir … .” {HR. Ahmad(1) Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas}Sementara Islam mengharamkan orang yg menyihir atau meminta sihir. Dan mengaku mengetahui ilmu ghaib merupakan perkara yg membatalkan atau menggugurkan tauhid dan keimanan orang krn menandingi Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam sifat Rububiyah. {Kitabut Tauhid Syaikh Fauzan halaman 25}Wallahul Musta’an.(1) Hadits hasan dihasankan oleh Syaikh Ibnu Alis Sinan dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ nomor 5950 dan dalam Ash Shahihah nomor 793.
sumber : file chm Darus Salaf 2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar