Rabu, 25 Mei 2011

Berbakti Kepada Orang Tua

Birrul Walidian (berbakti kepada kedua orang tua) adalah salah satu
masalah yang penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an, setelah memerintahkan
kepada manusia untuk bertahuid kepada-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala
memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Dalam surat
Al-Isra ayat 23-24, Allah berfirman.



"Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah
ia beribadah melainkan hanya kepadaNya dan hendaklah berbuat baik
kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu
dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut disisimu maka
janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak
keduanya" [Al-Isra : 23]





"Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan
katakanlah, "Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana
keduanya menyayangiku di waktu kecil" [Al-Isra
: 24]

Al-Hafidz Ibnu Katsir telah menerangkan ayat tersebut sebagai berikut
:



Allah Ta’ala telah mewajibkan kepada semua manusia untuk beribadah
hanya kepada Allah saja, tidak menyekutukan dengan yang lain. "Qadla’"
disini bermakna perintah sebagaimana yang dikatakan Imam Mujahid,
wa qadla yakni washa (Allah berwasiat). Kemudian dilanjutkan
dengan "Wabil waalidaini ihsana" hendaklah
berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Ayat ini
mempunyai makna yang sama dengan surat Luqman ayat 14.
"…. hendaklah kalian bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua
orang tuamu dan kepada-Ku lah kalian kembali"

Dan jika salah satu dari keduanya atau keduanya berada disisimu dalam
keadaan lanjut usia, ‘fa laa taqul lahuma uffin’ maka janganlah
berkata kepada keduanya ‘ah’ (‘cis’ atau yang lainnya). Jangan memperdengarkan
kepada keduanya perkataan yang buruk.



‘Wa laa tanharhuma’ dan janganlah kalian membenci keduanya.
Ada juga yang mengatakan bahwa ‘Wa laa tanhar huma ai la tanfudz
yadaka alaihima’
maksudnya adalah janganlah kalian mengibaskan tangan
kepada keduanya.



Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang perkataan dan perbuatan
yang buruk, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan untuk berbuat
dan berkata yang baik. Seperti dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
wa qul lahuma qaulan karima’ dan katakanlah kepada keduanya
perkataan yang mulia, yaitu perkataan yang lembut dan baik dengan
penuh adab dan rasa hormat.



Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan kasih sayang, hendaklah
kalian bertawadlu’ kepada keduanya. Dan hendaklah kalian berdo’a,
"Ya Allah sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangi
dan mendidiku di waktu kecil", pada waktu mereka berada di
usia lanjut hingga keduanya wafat.
HREF="#foot726">1

Perintah Birrul Walidain juga tercantum dalam surat An-Nisa
ayat 36
, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.



"Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukanNya dengan
sesuatu, dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak, kepada kaum kerabat
kepada anak-anak yatim kepada orang-orang miskin, kepada tetangga
yang dekat, tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahaya, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membanggakan dirinya" [An-Nisa : 36]

Para ulama terdahulu telah membahas masalah Birrul Walidain (berbakti
kepada kedua orang tua) ini dalam kitab-kitab mereka. Sepeti dalam
kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan kitab-kitab hadits besar (Ummahatul
Kutub) lainnya dalam pembahasan tentang berbakti kepada kedua orang
tua dan ancaman terhadap orang-orang yang durhaka kepada kedua orang
tua.


Pengertian Tentang Berbuat Baik Dan Durhaka


Menururt lughoh (bahasa), Al-Ihsan berasal dari kata ahsana-yuhsinu-ihsanan.
Sedangkan yang dimaksud dengan ihsan dalam pembahasan ini adalah berbakti
kepada kedua orang tua yaitu menyampaikan setiap kebaikan kepada keduanya
semampu kita dan bila memungkinkan mencegah gangguan terhadapa keduanya.

Menurut Ibnu Athiyah, kita wajib juga mentaati keduanya dalam hal-hal
yang mubah, harus mengikuti apa-apa yang diperintahkan keduanya dan
menjauhi apa-apa yang dilarang.

Sedang ‘uquq artinya memotong (seperti halnya aqiqah yaitu
memotong kambing). ‘Uququl Walidain adalah gangguan yang ditimbulkan
seorang anak terhadap kedua orang tuanya baik berupa perkataan maupun
perbuatan.

Contoh gangguan dari seorang anak kepada kedua orang tuanya yang berupa
perkataan yaitu dengan mengatakan ‘ah’ atau ‘cis’, berkata dengan
kalimat yang keras atau menyakitkan hati, menggertak, mencaci dan
yang lainnya.

Sedangkan yang berupa perbuatan adalah berlaku kasar seperti memukul
dengan tangan atau kaki bila orang tua menginginkan sesuatu atau menyuruh
untuk memenuhi keinginannya, membenci, tidak memperdulikan, tidak
bersilaturrahmi atau tidak memberikan nafkah kepada kedua orang tuanya
yang miskin.
Kupersembahkan tulisan ini untuk Orang Tuaku.. Maafkan kalau selama ini aku belum bisa membahagiakan kalian...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar