Rabu, 02 Mei 2012

Misteri Yang Tersembunyi di Ibu Kota Jakarta

Tahukah Anda jika kota Jakarta itu dibangun para Freemason di Indonesia? Sejak pembangunan Stadhuis, kini dikenal sebagai Gedung Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah (kordinat: 6°8’7.2377”S 106°48’48.164”E) di tahun 1707 hingga sekarang, para Freemasonry ini terus membangun Jakarta dan menyisipkan aneka simbol ‘pagan’nya ke ibukota tercinta ini.
Gedung Gubernur Jenderal Batavia Jakarta ini dulu bernama Stadhuis of Batavia, yang kini dikenal sebagai Gedung Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah, di bangun pada tahun 1707.
Tahukah Anda jika luas keseluruhan Museum Fatahillah adalah 13.000 meter persegi? Tahukah Anda jika gerbang utama Museum Fatahillah terdiri dari 13 buah batu berbentuk Arch? Tahukah Anda jika batu istana DAM di depan Museum Fatahillah tersusun atas 13 baris? Tahukah Anda jika struktur paramida keanggotaan Freemansory juga terdiri dari 13 tingkat? Tiga belas adalah nomer baik untuk para Freemason.


Tahukah Anda jika Freemason Belanda membangun pusat Menteng (Taman Suropati dan gedung Bappenas sekarang, (kordinat 6.2007362S 106.8322027E) dengan desain simbol kepala kambing iblis Baphomet yang sampai sekarang masih bisa disaksikan oleh siapapun?

Tahukah Anda jika renovasi Air Mancur bundaran Hotel Indonesia (kordinat 6.1949711S 106.8230563E) di tahun 2001 sarat dengan simbolisme Kabbalah (yang merupakan campuran antara ilmu perbintangan, ilmu sihir zaman Firaun dan Raja Nimrodz, dan paganisme lainnya) dimana proyeknya mengambil tema sentral “Cahaya” atau “Illuminati“?
 
Peta pusat wilayah elit Menteng, Jakarta Pusat setelah diputar 180 derajat, di mana sebelah bawah adalah arah utara. Salah satu bangunan yang berada di dalam kepala binatang bertanduk atau Baphomet adalah lokasi Loji Adhucstat atau yang kini dijadikan Gedung BAPPENAS.


Tahukah Anda jika ratusan simbol Kabbalah bertebaran di Museum Taman Prasasti (kordinat 6.1722143S 106.8188667E) di Tanah Abang?

Tahukah Anda jika ada sebuah makam di Museum Prasasti Tanah Abang yang tidak bernama namun memiliki simbol Grand Master Freemasonry?

Tahukah Anda jika dibawah tanah Jakarta ada berbagai terowongan rahasia yang saling terhubung, yang sampai sekarang pintunya masih bisa disaksikan di berbagai tempat?

Tahukah Anda jika Masjid Istiqlal dibangun diatas sebuah benteng Belanda yang dikenal sebagai Benteng Tanah karena dibawahnya ada terowongan rahasia?

Dan masih banyak kejutan-kejutan fakta lainnya meliputi Jakarta. Diramu dengan kisah pembunuhan terhadap tokoh neolib negeri ini, novel “The Jacatra Secret” terasa begitu renyah dan akan mengubah paradigma Anda tentang Jakarta dan bangsa ini secara keseluruhan.

Simbol - simbol Freemasonry di Musium Prasasti, Tanah Abang.
Rahasia dahsyat apakah gerangan yang tersembunyi dari sebuah bangunan Museum Sejarah Jakarta?

Mulai dari susunan batu khusus yang terletak tepat di depan sebelah kanan pelataran utamanya, gerbang utama yang berupa batu lengkung dan keystone dengan simbol bunganya serta patung Dewa Hermes yang terletak dibagian belakang gedung. Misteri apa pula dibalik angka 13 yang menyelimuti keseluruhan bangunan tersebut?




  
 Wilhelmina Park Oude Fort terdapat "Benteng Tanah" Frederik Hendrik, yang kini menjadi Mesjid Istiqlal Jakarta, dibangun oleh Gubernur Jenderal Van De Bosch tahun 1834. Selain berfungsi sebagai kebun sayur bagi para opsir Belanda di wilayah tersebut, juga merupakan tempat tamasya bagi para pembesar Kompeni. Taman ini terluas yang pernah ada di Batavia, bahkan taman modern terbesar di Asia kala itu. Para pembesar Belanda, para tuan-tanah dan orang-orang kaya tiap akhir minggu selalu menyempatkan diri datang kesini membawa keluarga bersantai dari rutinitas yang melelahkan. Benteng Frederik Hendrik yang terletak di tengah-tengah Wilhelmina Park dibangun 1834, juga oleh Gubernur Jenderal Van den Bosch. Kabarnya benteng tua yang sudah lama di bongkar ini ada terowongan menuju Pasar Ikan. Bayangkan betapa panjangnya terowongan itu.
sumber : http://theforbiddenconspiracy.blogspot.com/2011/09/jejak-freemason-di-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar