Gaza – Infopalestina: “Kami akan berperang hingga tetes darah terakhir dan kami tidak akan menyerahkan masalah Palestina ini kepada orang yang menyia-nyiakannya. Ancaman Israel menggelar agresi lagi ke Gaza hanya propaganda kotor untuk mengacak-acak situasi dan menggentarkan perlawanan. Kami yakin tahanan Palestina akan segera terbebaskan, masalah mereka tidak akan kami buang selamanya dengan izin Allah.”
Abu Ubaidah, Jubir Brigade Izzudin Al-Qassam, sayap militer Hamas, menegaskan bahwa Tepi Barat cepat atau lambat akan melewati masa krisisnya dan akan kembali bangkit setelah jatuhnya proyek alternatif dan meninggalkan perlawanan di Tepi Barat, yang dari waktu ke waktu terbukti kegagalannya. Abu Ubaidah menegaskan bahwa Tepi Barat tidak lepas dari pengawasan brigade. Karena Tepi Barat merupakan arena perlawanan utama dengan penjajah, kami memprediksi Tepi Barat akan kembali bangkit dalam perlawanan.
Dalam wawancara esklusif dengan Infopalestina, Selasa (28/12), Abu Ubaidah menegaskan bahwa Hamas dan Al-Qassam tetap memelihara garis perlawanan, Al-Qassam akan tetap berada di garis depan membela bangsa dan ummat, dan akan menghadapi setiap agresi.
Abu Ubaidah menutup pernyataannya, “Kami nyatakan kepada para tawanan di penjara Israel dan para tawanan di penjara Otoritas yang menjadi pelayan penjajah: Kemenangan semakin dekat dengan ijin Allah. Meskipun kegelapan penjara sangat lama, kalian akan kembali kepada keluarga. Al-Qassam tidak akan berhenti membebaskan kalian. Urusan tawanan menjadi prioritas Al-Qassam dalam rentang sejarah perlawanan yang kami upayakan. Kami terus berupaya membebaskan mereka dengan segenap cara, persoalan mereka tidak akan pernah kami lupakan dan selamanya atas ijin Allah tidak akan pernah kami abaikan.
Berikut petikan wawancaranya:
Peringatan 2 tahun pertempuran Al-Furqan terjadi di tengah ancaman Israel akan menggelar kembali agresi ke Jalur Gaza, bagaimana Anda membaca ancaman ini?
Ancaman Israel terkait agresi terhadap Gaza merupakan permainan kotor, perang psikologis dan provokasi terhadap bangsa Palestina di tengah suasana mengenang pertempuran Al-Furqan. Dengan ancaman itu, Israel ingin memecah belah Palestina dan perlawanan. Selama kita berpegang teguh dengan perlawanan, maka kami tidak siap menghadapi perang baru. Ancaman Israel hanya bagian dari propaganda besar. ini hanya upaya Israel untuk mengganggu arena dan situasi Palestina dan perlawanan. Ancaman itu juga bukti kegagalan Israel dalam agresi dua tahun lalu. “Peluru Ditumpahkan (Cast Lade)”. Jika tidak gagal, kenapa mesti mengancam.
Dalam peringatan kedua agresi Israel ke Gaza, sejauh mana kesiapan Al-Qassam menghadapi agresi Israel yang baru?
Meski ancaman elit-elit Israel begitu gencar melalui media untuk menggelar agresi baru, namun kami di Bigade Al-Qassam siap menghadang agresi ini. Israel pasti akan menemukan kami di barisan perlawanan dengan kekuatan yang kami miliki. Kami tak akan mengibarkan bendera putih. Kami tidak tak takut ancaman-ancaman pemimpin Israel.
Israel bicara soal membaiknya kemampuan kelompok perlawanan Palestina. Sebagian pengamat menilai Israel sengaja membesar-besarkan kemampuan kelompok perlawanan sebagai pembenar untuk menggelar agresi baru?
Ya benar, kami juga melihatnya seperti itu. Selain itu, Israel juga terbiasa melakukan manipulasi dan kebohongan terhadap publik dunia. Israel ingin menggelar kampanye bahwa mereka adalah korbannya agar mendapatkan simpati dunia. Padahal kita tahu sendiri Israel lah yang justru menggelar pembantaian, serangan udara dan blokade.
Namun demikian, kami ingin tegaskan bahwa kemampuan perlawanan terbatas dibanding apa yang dimiliki penjajah Israel. Namun atas karunia Allah, apa yang kami miliki mampu berimbas kepada penjajah Israel. Kami tidak mengklaim bahwa kami memiliki pasukan sebanding dengan Israel. Klaim Israel soal itu hanya bohong semata. Kami juga ingin tegaskan bahwa hak kami untuk memiliki sarana kekuatan dan persenjataan untuk menghadapi pasukan Israel yang besar.
Dalam mengenang perang Furqan, Al-Qassam menegaskan akan tetap memegang janji terhadap bangsa Palestina, bangsa Arab dan Islam, akan tetap menjaga konstitusi, akan terus berperang sampai titik darah penghabisan untuk menjaga bangsa, negeri dan tempat suci dengan semua kekuatan, tidak akan berhenti dalam mengembangkan perlawanan dan metodenya. Kami tidak akan menyerah atau menyerahkan persoalan yang mengandung kemuliaan dan kesucian kepada orang yang akan menyia-nyiakannya.
Apa pelajaran paling penting dalam pertempuran Al-Furqan dua tahun lalu?
Pertempuran Al-Fuqan dalam menghadapi agresi Israel 2 tahun lalu adalah babak penting dalam sejarah perlawanan. Ia juga menjadi babak penentu dan menjadi pelajaran penting dan banyak bagi perlawanan baik dalam bidang taktik, militer, operasi lapangan. Semua pelajaran itu akan kami petik dan kami kelolah secara positif dalam konflik dengan penjajah Israel dengan izin Allah.
Kejadian-kejadian dalam pertempuran Al-Furqan menjadi bukti ketegaran dan kepahlawanan kelompok perlawanan. Apa yang terpenting dari bukti-bukti itu?
Bentuk kepahlawanan dalam momen itu memang banyak. Namun yang terpenting adalah bahwa perlawanan Palestina mampu – dengan izin dan karunia Allah – mampu menggagalkan target dan tujuan Israel dalam agresinya yakni mematahkan barisan perlawanan sampai menyerah.
Dengan karunia Allah, perlawanan Palestina mampu menorehkan sejarah dengan bertahan menghadapi pasukan militer yang dianggap paling kuat di kawasan. Perlawanan mampu menggelar pertempuran jarak dekat dengan kemampun yang sederhana. Bahkan perlawnaan mampu menimpakan kerugian terhadap Israel.
Dalam pertempuran Al-Furqan, Perlawanan Palestina juga mampu membuktikan kepada dunia bahwa jika ada kemauan dan tekad kuat untuk bertahan, maka segala hambatan dan kesulitan akan bisa dilalui. Kami sudah buktikan kepada dunia bahwa kami mampu memenej ketegaran itu dalam menghadapi pasukan besar Israel.
Hamas dan sayap militernya Al-Qassam masih berpegang teguh dengan perlawanan. Namun sebagian ada yang meragukan. Benarkah?
Jika dilihat secara obyektif, Brigade Al-Qassam dan Hamas masih konsisnten bersama-sama menjaga perlawanan. Peragu-raguan hanya upaya konspirasi Israel.
Semua pihak pernah meragukan kemampuan Perlawanan Palestina setelah tahun 2006, namun opini itu bertentangan dengan kenyataan. Kami masih berpegang teguh dengan perlawanan karena pilihan lain sudah gagal. (bsyr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar