Senin, 24 Januari 2011

Antara Kristen dan Islam, Arab dan Barat

                                      Antara Kristen dan Islam, Arab dan Barat
Dr. Riyadl Na’san Ago

Isu rencana pengusiran Kristen Arab dari Palestina, Irak dan Libanon ramai dibicarakan, terutama setelah bom Iskandariyah dimana barat seperti biasa menuding Islam di belakangan aksi ini dan pura-pura lupa Israel di belakangnya. Islam dianggap sebagai musuh oleh barat dengan cara membuktikannya sebagai biang keladi terorisme. Ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran teori Class Civilization yang melibatkan Arab Kristen dan Muslim. Dengan bukti itu mereka ingin mendidihkan emosi dunia. Islam akhirnya diadili tanpa investigasi dalam kejahatan 11 September, juga 10 ledak bom lainnya di dunia tanpa ada investigasi dan pembuktian. 

Namun barat diam tatkala tekanan dan pengusiran terhadap kaum Kristiani Palestina, mereka tidak lagi bisa menuding Islam. Sebab Israel yang secara terang-terangan mengusir mereka. Jumlah mereka di Palestina kini menjadi kurang dari 1% dari sebelumnya adalah ¼ penduduk Palestina asli. Israel lah yang merusak dan melakukan kekerasan terhadap wakaf-wakaf Kristen, yang memblokade gereja, mencegah saluran air ke sana. Saya ingat ucapan Dr. Peter dari Patricia Latin bahwa dirinya merasa tercengang sebab bangsa Turki, Inggris atau Jordania tidak pernah melakukan seperti yang dilakukan Israel. Israel juga tercatat yang membakar gereja di jalan Anbiya di Jerusalem. Sejak awal tahun lalu, kekerasan Israel terhadap gereja pimpinan kelompok fundamentalis yahudi Ultra Ortodok. Di pinggiran Mea Syiarbem, kaum kristiani dikagetkan dengan tulisan-tulisan yang mengejek Jesus. Bahkan mereka mencaci maki para pendeta dan pendetawati serta melempari mereka dengan batu. 

Eropa menutup telinga dan mata dari tindakan Israel. Barangkali karena pemegang pengaruh politik di sana masih membenci Kristen Arab dan menyetujui proyek zionis sejak awal muncul. Juga karena kristen Arab ikut dalam membentuk pemikiran perlawanan. Sejak revolusi Palestina.
Meski jumlah kaum Kristiani di dunia melampau tiga milyar, namun gereja Al-Mahdi dan Al-Qiyamah masih dibawah penjajah Israel. Tidak seorang pun lupa blokade Israel terhadap gereja Al-Mahdi di Ramallah tahun 2002 selama 40 hari. Gereja induk yang dibangun sejak abad ke 4 masehi ini adalah tempat ‘haji’nya ribuan kaum Kristen di dunia. Sepanjang sejarah, hanya Israel yang pernah melakukan perusakan dan kekerasan terhadapnya, juga terhadap gereja Al-Qiyamah.
Sikap Israel ini berangkat dari rangkaian sejarah ideologis yang tidak dilupakan oleh Kristen Arab yang menolak lepas tangan Israel dari tanggungjawab penderitaan kaum kristen. Meski kristen barat mayoritas menyambut tuntutan zionis, membebaskan tanggungjawab dari yahudi dan menuding Romawi, namun gereja Arab dan Suyaniyah asli masih berpegang teguh dengan Injil yang benar dan pengikutnya masih memilih pembauran Kristen Islam. 

Barat berharap pembauran dan kerjasama Muslim Kristen Arab terpecah. Barat berharap melalui Kristen Arab menjadi alasan masuk dalam urusan dunia Arab dengan alasan menjaga mereka. Victor Shihab pernah mengatakan, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,”. Barat berusaha menguasai Kristen Arab sejak era Utsmani. Negara-negara besar berbagi-bagi dalam usaha menguasai dan menjaga mereka. Namun sikap Arab kristen tetap pada sikap awalnya ikut dalam ekspansi Islam hingga melalui aksi perang kaum Salib. Saat ini sanksi terhadap Kristen Arab terus berlanjut karena sikap mereka mendukung Palestina.
Banyak pimpinan Arab sibuk berusaha mengosongkan negeri Arab dari Kristen Arab induk dan negara-negara besar barat membuka pintunya mendorong mereka keluar dari Palestina dan Libanon. Soal perlindungan masih menjadi tema bujukan. Seorang tokoh nasional Suriah Faris Khuri menegaskan, “Menjaga kaum Kristiani adalah tanggungjawab kaum muslimin. Inilah yang dikumandangkan oleh kaum Muslimin di jalan-jalan Mesir. Mereka menjaga keamanan gereja. Inilah yang dilakukan Suriah ketika ditugasi Arab dalam menghentikan perang saudara di Libanon.” 

Tidak mungkin bisa memahami apa yang terjadi di Mesir dan Sudan Selatan sekarang kecuali 
dengan melihat kembali apa yang sudah dicapai oleh proyek Timur Tengah Raya yang bertujuan mencabik-cabik struktur Arab dan Islam di kawasan. Proyek ini hendak memberikan alas bagi bedirinya negara yahudi sebagai negara agama dan sektarian. Penerapan proyek itu dimulai dari Irak dimana sepanjang 1400 tahun tidak pernah terjadi konflik antara Kristen dan Islam. Persis seperti di Suriah dimana tidak ada diskriminasi antara Muslim dan Kristen. Mereka hidup dengan satu budaya, satu orientasi dan bekerja dalam lingkup afiliasi nasional dan kebangsaan Arab yang satu. Sampai misalnya, persaudaraan Muslim dan Kristen di Suriah, pejabat Wakaf Islam adalah Faris Khuri dari kalangan Kristen. Sebuah contoh loyalitas terhadap negara dan Arab dalam menghormati penuh kebebasan beragama. 

Jika Kristen Arab menemukan dirinya lebih dekat kepada Islam daripada kepada Yahudi, maka saya ingat dengan pastur Suhail Qasha dalam bukunya Al-Masih (Messias) antara Talmud dan Al-Quran”, ia mengatakan, “Dengan siapa kita bergaul? Apakah dengan pemegang Talmud yang mengejek Al-Masih dan Maryam? Ataukah dengan orang yang mengagungkan Al-Masih yang disebutkan di dalam Al-Quran sebagai “kalimat Allah dan ruh-Nya”. Sementara Maryam disebutkan oleh nabi Muhammad sebagai wanita seluruh alam. “Kaum zionis penghancur dunia, tidak akan tenang kecuali setelah mengubur Kristen di kawasan Arab”, tuturnya. 

Membaca komentar dan kolom soal solidaritas Islam Kristen yang menggembirakan di publik Mesir Arab, saya teringat “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. dan Sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Kami ini orang Nasrani". yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena Sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.” (Al-Maidah: 82). Ya mereka adalah keluarga kita terdekat, mereka asli di negeri kita. Kita bagian mereka dan mereka bagian kita. Kita sama-sama berafiliasi kepada Arab yang melahirkan agama-agama dan semua ideologi kemanusiaan dihormati. (bsyr)
Koran Ittihad Emirat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar